Sabtu, 07 Desember 2013

meraih hidup bahagia

SERING MENYEBUT NIKMAT-NIKMAT
ALLAH, BAIK YANG NAMPAK MAUPUN
TERSEMBUNYI

Mengenal nikmat-nikmat Allah dan selalu  menyebutnya merupakan salah satu faktor yang  dapat mengusir keresahan dan kesedihan,  mendorong seorang hamba untuk bersyukur yang  hal itu merupakan derajat syukur yang paling  tinggi, walaupun ia tertimpa kefakiran, sakit atau  musibah lainnya. Karena jika dia bandingkan  antara nikmat Allah kepadanya yang tidak  terhitung baik kuwantitas ataupun kuwalitasnya  dengan apa yang dideritanya dari berbagai  kesulitan, niscaya kesulitan tersebut tidak  seberapa jika dibanding nikmat Allah ta’ala .  Justeru kesulitan dan musibah yang dihadapi  seorang hamba, lalu ia menghadapinya dengan  kesabaran, ridha dan menerima, niscaya akan  berkurang tekanannya, ringan bebannya dan  harapannya hanyalah pahala dan ganjaran dari  Allah ta’ala. Jadi beribadah kepada Allah dengan  bersikap sabar dan ridha akan menjadikan sesuatu  yang pahit menjadi manis, sehingga manisnya pahala sehingga melupakan pahitnya kesabaran.

MELIHAT ORANG-ORANG YANG BERADA 
DI BAWAHNYA DAN TIDAK MELIHAT 
ORANG-ORANG YANG DIATASNYA 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda 
dalam hadits shohih: 

“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan  janganlah melihat orang-orang yang berada  diatas, karena hal tersebut lebih memungkinkan  untuk tidak mengabaikan nikmat-nikmat Allah  atas kalian” 
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

Hal ini sangat besar manfaatnya dalam  menghilangkan perasaan gelisah dan sedih,  karena bila seseorang melihat pemandangan yang  menyedihkan yang menimpa seseorang di depan  matanya yang menimpa orang lain, maka dia akan  melihat dirinya jauh lebih beruntung, baik dalam  kesehatan dan segala sesuatu yang berkaitan  dengannya, atau dalan hal rizki betapapun  keadaannya sehingga hilanglah kegelisahan,  kegundahan dan keresahannya, bahkan semakin  bertambah dalam dirinya kegembiraan dan  keinginan terhadap nikmat-nikmat Allah ta’ala yang tak diperoleh oleh orang-orang yang berada  dibawahnya.  Maka setiap kali seorang hamba memperhatikan  nikmat-nikmat Allah, baik yang nampak ataupun  yang tersembunyi, baik dalam urusan agama  maupun dunia, dia akan melihat bahwa Robbnya  telah memberinya kebaikan yang banyak dan  menjauhkannya dari aneka macam keburukan.  Tidak diragukan lagi bahwa hal semacam ini akan  mampu mengusir kegundahan dan keresahan  serta mendatangkan kebahagiaan dan  kegembiraan. 

MELUPAKAN BERBAGAI PENDERITAAN 
MASA LALU YANG TIDAK DAPAT 
DITOLAK 
 
Diantara upaya menyingkirkan sebab-sebab yang 
mendatangkan kegelisahan dan meraih sebab–
sebab yang mendatangkan kebahagiaan adalah 
melupakan berbagai kesulitan yang telah berlalu 
yang tidak dapat ditolak. Dia harus memahami 
bahwa menyibukkan diri dengan memikirkan hal 
tersebut merupakan perbuatan orang bodoh yang 
sia-sia. Oleh karena itu dia harus berusaha 
memalingkan hatinya untuk tidak memusatkan 
pikiran terhadap masalah tersebut dan agar tidak 
khawatir terhadap masa depannya dari dugaan 
kefakiran dan ketakutan atau kesulitan-kesulitan 
lain yang dia bayangkan. 
Dia juga memahami bahwa kehidupan masa 
depan tidak ada yang mengetahui, apakah dia 
akan mengalami kebaikan atau keburukan, 
terpenuhinya harapan atau kepedihan. Karena 
sesungguhnya semua itu berada di tangan Yang 
Maha Perkasa dan Bijaksana, manusia tidak 
berwenang sedikitpun di dalamnya kecuali 
berusaha untuk mendapat-kan kebaikan masa 
depannya dan menghindari segala sesuatu yang 
membahayakan. Seseorang yang mengetahui 
bahwa ketenangan dapat diraih jika dia 
menyingkirkan pikirannya dari kekhawatiran 
terhadap masa depannya, kemudian bertawakkal 
kepada Allah dengan memperbaiki nasib 
kehidupannya, maka hatinya akan tenang, 
kondisinya akan membaik serta rasa rasa gundah 
dan kekhawatiran dalam hatinya akan hilang. 

MEMPERKIRAKAN KEMUNGKINAN 
TERBURUK YANG AKAN MENIMPANYA 
KEMUDIAN MENGUATKAN DIRI 
UNTUK SIAP MENERIMANYA 
 
Berupaya menganggap ringan beban kesulitan 
yang ditanggungnya dengan memperkirakan 
kemungkinan terburuk yang akan menimpanya, 
kemudian dia kuatkan dirinya untuk menerima hal 
tersebut. Jika hal tersebut telah dilakukan maka 
selanjutnya dia berupaya untuk memperingan 
problem yang dihadapi sedapat mungkin. Dengan 
kemantapan jiwa dan upaya yang bermanfaat 
tersebut, akan hilanglah perasaan gundah dan 
resah, berganti dengan upaya nyata untuk 
mendatangkan kemanfaatan dan menolak 
kesulitan yang mudah bagi seorang hamba. 
Jika hal tersebut mampu menggantikan penyebab 
ketakutan, kepedihan dan kekhawatiran akan 
kefakiran, karena kecintaannya terhadap aneka 
ragam kesenangan, maka dia dapat menerima 
semua itu dengan perasaan tenang dan 
kemantapan jiwa, bahkan sekalipun musibahnya 
lebih hebat dari itu. Karena kemantapan jiwa 
dalam menanggung kesulitan dapat meringankan 
kesulitan itu sendiri dan menghilangkan 
goncangannya, khususnya jika dia menyibukkan 
dirinya dengan menyingkirkannya sedapat mungkin. 
Maka dalam dirinya akan berkumpul 
kemantapan jiwa dan upaya nyata untuk 
mengatasi problemnya yang sekaligus dapat 
menghindarinya dari sekedar memikirkan musibah 
itu serta membantu dirinya untuk memperbaharui 
kekuatan dalam mengatasi masalah seraya 
bertawakkal dan percaya kepada Allah ta’ala. 
Tidak diragukan lagi bahwa perkara-perkara 
semacam ini sangat besar manfaatnya untuk 
meraih kebahagiaan dan kelapangan dada 
disamping adanya pengharapan seorang hamba 
atas ganjaran yang setimpal dari Allah ta’ala baik 
di dunia maupun di akhirat. Hal ini dapat 
disaksikan dan dialami oleh banyak orang. 

TIDAK PANIK DAN LARUT DALAM 
BAYANGAN-BAYANGAN BURUK 
 
 Menenangkan hati dan tidak tenggelam 
pada kepanikan atau bayangan dan pikiran-pikiran 
buruk sangat besar pengaruhnya untuk 
menghindari tekanan jiwa bahkan penyakit fisik. 
Karena jika seseorang tenggelam dalam bayangan 
ketakutan, dan hatinya terpengaruh oleh berbagai 
perubahan, baik dari rasa takut akan penyakit 
atau yang lainnya., marah dan perasaan tak 
menentu karena memperkirakan terjadinya 
kesulitan dan hilangnya berbagai kenikmatan. 
Semua itu dapat mendatangkan perasaan gundah, 
penyakit hati dan penyakit fisik serta ketegangan 
saraf yang dapat berakibat buruk. Hal ini juga 
banyak disaksikan oleh manusia. 

TIDAK TENGGELAM DALAM 
KESEDIHAN MENDALAM 
 
Orang yang berakal mengetahui bahwa kehidupan 
yang sebenarnya adalah kehidupan yang 
berbahagia nan tentram, dan bahwa waktunya 
sangat singkat sekali. Maka tidak layak bagi 
seseorang untuk membatasi kehidupannya dengan 
perasaan gundah dan resah yang berkepanjangan 
karena semua itu bertentangan dengan kehidupan 
yang sebenarnya, dia merasa rugi sekali jika 
banyak bagian dari kehidupannya dihabiskan 
dengan perasaan gundah dan resah dan hal ini 
tidak ada bedanya antara orang yang baik atau 
orang yang jahat. Akan tetapi orang yang beriman 
lebih memiliki kemampuan yang besar untuk 
mewujudkan sifat-sifat ini serta mendapatkan 
ganjaran yang bermanfaat baik di dunia maupun 
di akhirat. 

MENDAHULUKAN PERBUATAN 
YANG PALING PENTING DAN 
PALING DISUKAI 
 
Selayaknya anda memilih diantara perbuatan yang 
bermanfaat tersebut, mana yang paling penting 
dengan mendahulukan perbuatan yang disukai 
dan lebih condong kepadanya, karena jika tidak 
akan timbul kebosanan dan kekeruhan. Carilah 
bantuan dengan berfikir positif dan musyawarah, 
karena tidak akan menyesal orang yang 
bermusyawarah, pelajari dengan teliti setiap 
tindakan yang akan anda ambil, jika ternyata 
benar akan mendatangkan kebaikan dan anda 
telah bertekad bulat maka bertawakkallah kepada 
Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang 
yang bertawakkal. 

SIBUK DENGAN PEKERJAAN 
ATAU ILMU YANG BERMANFAAT 
 
Termasuk hal yang dapat mengusir kegundahan 
yang timbul dari kegamangan jiwa karena hati 
disibukkan oleh urusan-urusan yang memberatkan 
adalah dengan menyibukkan diri dengan sebuah 
pekerjaan atau mendalami ilmu yang bermanfaat. 
Dengan begitu dia akan melupakan apa yang 
selama ini membebani dirinya dan yang selama ini 
membuatnya gelisah. Maka kemudian jiwanya 
menjadi tenang, semangatnya bertambah. Sebab 
ini juga dapat terjadi pada diri seorang beriman 
atau yang bukan beriman. Akan tetapi orang 
beriman memiliki kelebihan karena keikhlasan dan 
harapan akan pahala dari apa yang menyibukkan 
dirinya, berupa ilmu yang dipelajari atau yang 
diajarkan, begitu juga dengan kebaikan yang 
dikerjakan. Jika hal tersebut berbentuk ibadah 
maka nilainya adalah ibadah, jika merupakan 
kesibukan atau kebiasaan dunia maka dia 
mengiringinya dengan niat yang shalih dan 
membantunya dalam beribadah kepada Allah. Hal 
tersebut sangat efektif dalam mengusir kesedihan 
dan keluh kesah. Betapa banyak orang yang 
dirundung duka dan gelisah sehingga dia ditimpa 
penyakit yang bermacam-macam, maka obat 
mujarabnya adalah “melupakan sebab-sebab yang
selama ini mengganggunya dan membuatnya 
gelisah serta menyibuk-kan dirinya dengan 
pekerjaan dan tugas-tugas”. 
Dianjurkan agar perbuatan yang menyibukkan 
dirinya adalah yang sesuai dengan seleranya dan 
disenangi jiwanya, maka dengan begitu lebih 
memungkinkan untuk mendatangkan manfaat 
yang dia maksudkan.

MEMPERBANYAK ZIKIR KEPADA 
ALLAH TA’ALA 
 
Berzikir pengaruhnya sangat menakjubkan dalam 
mendatangkan kelapangan dada dan ketenangan 
hati, menghilangkan rasa gundah dan resah. Allah 
ta’ala berfirman: 

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati 
menjadi tentram” (Ar-Ra’du: 28). 

Dengan kekhususannya, zikir memberikan peran 
yang besar untuk meraih semua yang diminta dan 
apa yang diinginkan seorang hamba dalam bentuk 
pahala dan ganjaran